Insane
HomeBlogAbout me

Drift Zone No Limit Chapter 1 : Pembuka

Drift Zone No Limit

Sabtu 28 Nov 2016, 22.30pm

Hampir Tengah malam. nampak suasana di pusat kota -Tokyo, terlihat masih banyak lalu lalang orang melintas. Meski sudah malam, aktivitas di sana masih saja ramai. Hahh... Kota yang sibuk.

Sama Halnya suasana di kota Tokyo, di sebuah bandara, tepatnya Narita Internasional Airport. Suasana sangat ramai lalu lalang orang melintas membawa koper ,ada juga yang berpamitan dengan seseorang atau orang tua mereka, dan beberapa hal lain yang mungkin hanya akan ada di bandara. Bahkan tadi baru saja ada kejadian seorang perempuan menghentikan seorang laki-laki yang sepertinya akan pergi, tapi apa daya sang lelaki tetap pergi dan seperti mengatakan sesuatu pada perempuan itu, suatu kejadian yang romantis memang.

Tapi seorang pemuda berkisar umur 17 tahunan berambut putih dan terdapat tato di lehernya, berjalan santai sambil membawa koper yang di bawanya. Ia pun tadi sempat melihat kejadian yang menurut orang romantis, tapi dia hanya menganggap itu adalah hal biasa atau bisa di bilang angin lalu. Ia kini sudah ada di luar bandara, menunggu taxi mungkin. -heh? Yap pemuda itu tidak pergi, melainkan baru saja sampai di bandara Narita ini.

"hahh.. Tak kusangka, setelah di Inggris, aku malah ke Jepang bukan ketanah air.. Padahal sudah lama sekali aku tidak pulang.." gumamnya lirih sambil beberapa kali memainkan Sony Xperia Z3+ dual milik-nya. Tapi setelah mengerti tujuanya ke-Jepang ia malah tersenyum.

Sampai sebuah taxi menghampirinya ,dan sopir taxi itu turun menawarkan tumpangan.

"Sumimasen, anata ga saki anata ni takushī ga hitsuyōna nodesu ka?" kata sopir itu sambil membukakan pintu belakang dan menunduk sedikit.

Sementara pemuda berambut putih itu nampak menaikkan salah satu alisnya, menandakan tak mengerti apa yang sopir taxi itu katakan.

"Sorry, can you speak English?" kata pemuda itu membuat sang sopir taxi tadi terlonjak kaget ,mungkin mengira pemuda itu adalah sama dengan-nya "orang Jepang" karna di lihat dari wajahnya ia agak seperti orang Jepang.

"-A-Ah, I'm sorry, I think you are the Japanese. Forgive me" kata sopir taxi itu meminta maaf pada pemuda tadi.

"Not anything, escorted me to Nusantara Resto." kata pemuda berambut putih itu sambil memasuki taxi. Sementara itu sang sopir langsung menutup pintu dan memasuki mobil Taxi-nya.

Segera Taxi itu melaju ketempat yang pemuda itu katakan.

Sementara itu, di dalam Taxi pemuda itu nampak membuka Smartphone Sony Xperia Z3+ Dual membuka galery, dan menampilkan beberapa foto kenangan-nya selama di London. Seperti dengan teman-teman sekolah-nya disana, juga saat ia wisata disana, bahkan nampak tadi ada foto dirinya berfoto dengan pemain dari club besar London -Arsenal. Dan juga ada foto dirinya sedang merangkul seorang perempuan berambut pirang dengan background bangunan Hampton Court Palace.

"hahh.. Ternyata masih terasa sakit di bagian ini" kata pemuda itu memegang bagian dadanya.

"Apa anda sakit?" tanya sang sopir Taxi pada pemuda yang duduk di belakangnya.

"Ya.. Sakit, di hati ini.." jawab pemuda itu pada sang sopir yang tadi bertanya sambil memandang fotonya bersama perempuan cantik berambut pirang -mungkin perempuan itu dulu kekasih-nya.

Pemuda berambut putih itu nampak merenung sambil masih memandang foto kenangan-nya. Kenangan saat masih bersama Kekasih-nya, kenangan terakhir yang begitu menyakitkan baginya, yang membuatnya memutuskan untuk datang ke Jepang.

Jepang? reflek pemuda itu tersentak, bukankah ini Jepang? Lalu siapa yang tadi bertanya padanya menggunakan bahasa Indonesia? Apakah hanya halusinasinya saja? -Ah bukan, atau jangan-jangan si sopir taxi di depanya? Tak mau ambil pikir ,pemuda itu bertanya pada sopir taxi di depanya.

"Sorry, if you had asked me to use Indonesian?" tanya pemuda itu pada sopir taxi di depan-nya.

Sebentar ,sang sopir taxi tadi menghembuskan nafasnya halus lalu baru menjawab pada pemuda itu.

"ya.. ,bisa di bilang begitu.." jawab sang sopir taxi sambil sedikit nyengir.

"hm.. Apakah anda terkejut?" lanjutnya kembali.

"yaa.. Aku baru menyadarinya tadi.." kata pemuda itu kembali duduk dengan santai.

"oh ya, bagaimana bisa kau menggunakan bahasa indonesia? Apakah kau juga pernah tinggal di Indonesia?" lanjutnya bertanya pada sang sopir.

Sesaat kemudian sang sopir menghentikan mobilnya karna memang lampu lalu lintas menunjukan warna merah, setelahnya banyak orang yang menyebrang.

"Hm.. Aku harus menceritakan bagaimana ya.. Singkatnya aku memang pernah tinggal di Indonesia. -Ah tidak maksudku liburan mungkin ,tepatnya di Bandung, aku tinggal di sana hanya beberapa bulan saja.. Aku belajar banyak disana mulai dari belajar bahasa Indonesia bahkan Sunda, dan juga tidak lupa mencicipi kuliner disana, setelah itu.... Lalu aku kembali ke Jepang, bisa di bilang aku wisata sebentar.." kata sang sopir seadanya sambil melirik pemuda di belakangnya lewat spion yang ada di dalam mobil.

"ck- ,cuti liburan untuk sopir taxi sampai beberapa bulan ya' aku rasa ada hal lain.." kata pemuda berambut putih itu memandang keluar jendela melihat banyaknya orang yang lalu lalang.

"ya begitulah.." kata sang sopir taxi sekenanya, lalu melajukan kembali Taxinya saat lampu lalu lintas kembali berwarna hijau.

Setelah tadi terjadi perbincangan singkat, suasana Taxi kembali menjadi Hening. Pemuda berambut putih itu nampak menguap mungkin karna lelah. Sampai ia mengetahui bahwa sebentar lagi akan sampai, dan benar saja. Taxi itu berhenti tepat di depan Merah Putih Cafe.

"Sudah sampai.." kata sang sopir Taxi tersebut.

"Huh? Jadi Berapa.." tanya pemuda berambut putih tersebut.

"hm.. 1197.55 ¥" kata sang sopir itu.

"huh?? Kedengaranya itu mahal, Aku tidak ada uang Yen.. Akan ku tukarkan dulu di resto milik ibuku.." kata pemuda berambut putih itu.

"Heh? Kau mau aku mengantarkan ku, ke Resto Ibumu? Bisa saja tapi ada tambahan uang tentunya" kata sang sopir santai.

"bukankah kau sudah mengantarkanku, huh?" kata pemuda itu santai ,lalu turun dari Taxi. Menuju Resto di samping kanan jalan itu.

"Huh' jadi Nusantara Resto milik keluarga anak itu.." kata sang sopir itu santai.

"ah sudahlah.. Biarkan saja yang terpenting dia akan membayarnya" lanjut sopir itu.

Drift Zone No Limit

Di dalam Nusantara Resto nampak masih ada beberapa orang -tepatnya para pelayan di Resto itu sedang bersih-bersih.

Terlihat pemuda berambut putih itu memasuki Resto itu dengan santai, menatap sekeliling.

sampai seorang pelayan perempuan berambut pirang pendek sebahu menghampirinya.

"Ano.. Gomen..-"

"Dimana ibu?" potong pemuda itu cepat pada pelayan perempuan tersebut. Sementara pelayan perempuam itu nampak terlihat raut bingung, meski ia mengerti perkataan pemuda berambut putih itu tapi yang membuatnya bingung adalah pertanyaan cepat dari pemuda tersebut -apa maksudnya bertanya 'Dimana Ibu?' padahal sudah tidak ada orang (pelanggan) yang datang, karna memang ini memasuki jam tutup.

Melihat pelayan perempuan yang mungkin se-Umuran denganya tidak merespon. Membuat pemuda berambut putih itu mendecih.

"baiklah sepertinya kau baru di sini, aku pun belum pernah melihatmu saat terakhir kali aku berada disini, dan mungkin kau sudah tau bahasa ku. Biar ku jelaskan, singkat saja, aku ini adalah anak dari pemilik Resto ini.. Namaku Didik. Siapa namamu??" kata pemuda berambut putih itu dengan ekspresi datar.

"Atsuko-"

"Dimana ibu?"

"D-dia.. Ada di ruangan..-"

"baiklah, terima kasih.."

Pemuda berambut putih itu langsung saja pergi meninggalkan perempuan bernama Atsuko tersebut, yang merupakan seorang pelayan. Sampai seseorang pelayan perempuan lain berambut hitam panjang yang berumuran lebih tua 5 tahun dari Atsuko menghampiri-nya.

"Nee.. Dia siapa Atsuko?" kata perempuan tersebut pada Atsuko.

"Um.. Dia tadi bilang anak dari pemilik Resto ini.. Namanya Didik.." jawab Atsuko.

"Didik?" kata pelayan perempuan yang lebih tua 5 tahun dari Atsuko tersebut sambil mengingat-ingat sesuatu.

"-AH! Didik Rupanya!, sudah lama sekali rasanya dia tidak datang main kesini!" katanya spontan membuat Atsuko dan 4 orang pelayan yang lain menatap ke arah-nya.

"Semuanya Berkumpul..!!" kata perempuan berambut hitam panjang itu sambil menepukan tangan.

Drift Zone No Limit

Sementara itu pemuda berambut putih yang merupakan Didik, sudah berada di depan sebuah pintu. Nampak terlihat sedikit gusar terlihat dari raut wajahnya.

"Baiklah.. Hembuskan nafas dengan santai.. Dan berdoa semoga ibu tidak marah tentang perebuhan kecil ini.." kata Didik pada dirinya sendiri. Lalu ia nampak menghembuskan nafasnya dengan santai, kemudian ia mengetuk pintu tersebut.

"Siapa?" jawab seseorang dari dalam ruangan dari suaranya jelas sekali ia perempuan.

"A-Aku pelanggan yang ingin komplain.." kata Didik agak gugup dan malah tak percaya akan jawaban tak masuk akalnya.

"Oh.. Masuk saja.."

Saat mendapat jawaban boleh masuk, nampak Didik tersenyum lalu mengeluarkan sapu tanganya untuk di ikat menutupi sebagian wajahnya -tepatnya di buat seperti masker.

"saat nya memberi kejutan.." gumam Didik sambil tersenyum.

Di bukanya pintu itu, dan masuk ke dalamnya. Nampak terlihat di dalam ruangan seorang perempuan berumur sekitar 30+ tahunan tengah duduk di tempat meja kerjanya sambil melihat berkas-berkas di sampingnya.

"Yo!" kata Didik santai.

"Hm.." nampak perempuan berumur 30+ tahunan itu melihat Didik yang wajahnya sebagian tertutup, sepertinya belum tahu bahwa itu Didik.

"ada masalah apa? yang membuat anda komplain?" lanjutnya.

"hm.. Sebenarnya sepele.. Tapi mungkin ini penting bagi anda.. Secara pribadi"

"Penting? Pribadi?"

Nampak wajah bingung keluar dari wajah ibu Didik ,sepertinya ia belum tahu bahwa Di depanya adalah anaknya, karna wajahnya tertupi sapu tangan yang di buat seperti masker.

"Yap.. Tentang anak anda-"

"ada apa dengan anakku.. siapa kau?? Datang kemari lalu membahas anakku.."

"Baiklah dengarkan aku.. Anak anda Didik.. Yang kini berda di London.. Dia men-Cat rambutnya, lalu men-Tatto lehernya.. Yaa.. ,tapi tenang tattonya hanya tatto biasa yang bertahan 1 bulan saja.. Jadi aku datang kemari untuk memberi tahu anda bahwa anak anda telah di keluarkan dari sekolahnya.. Bagaimana tanggapan anda.. Apa anda akan marah.. Atau memberi hukuman padanya?"

Terlihat jelas wajah tenang dari perempuan itu, dan menghela nafas sejenak.

"Tidak mungkin anakku melakukan Hal aneh seperti itu... Dia itu anak yang disiplin dan patuh.. dan Baik, Meski agak nakal dari kakaknya."

Sementara Didik yang mendengarnya nampak sedikit terharu tak menyangka ternyata di mata ibunya dirinya adalah anak yang seperti itu.

"-Ehm, jika tidak percaya coba telepon anak anda.. Tapi jangan marah pada anak anda jika memang dia melakukan Hal aneh itu.."

terlihat perempuan paruh baya itu melihat pemuda di depan-Nya sesaat, lalu mengambil HP yang tergeletak di meja kerjanya dan mencoba me-Nelfon 'anaknya'.

"sebernanya siapa kau? Datang-datang komplain denganku tentang anakku.. Penampilan mu juga aneh sekali.."

"A-ah.. Coba kau tanyakan saja pada anakmu.. Jika kau sudah tau jangan marah padanya.. Kau harus berjanji.."

"hm.. Mencurigakan.."

Segera perempuan yang merupakan Ibu dari Didik menekan tombol CALL di HP-nya. Terdengar bunyi deringan HP di ruangan itu.

Lalu dengan segera pemuda bermasker yang merupakan Didik mengeluarkan HP-nya yang berdering dari saku celana-nya dan meletakanya di meja. Lalu melepaskan Sapu tangan yang menutupi sebagian wajahnya.

"Tadaima.. Kaa-chan.. Hehe.,"

Sapa Didik pada Ibunya, meski masih terlihat di wajah Ibunya ia masih agak bingung, ibunya terus memandangi diri-Nya. Nampak terlihat raut kikuk di wajah Didik.

"a-ano.. Apa ibu tidak mengenal wajahku??" tanya Didik sambil menunjuk wajahnya sendiri.

Sampai helaan nafas kasar terdengar Didik dari Ibunya, nampak sesekali Ibunya memijit-mijit Jidatnya sendiri.

"Haahh.. Apakah aku gagal menjadi orang tua, dalam mendidik anaknya.." gumamnya

"A-ah.. Ibu.. Tenanglah.." kata Didik mencoba menenangkan ibunya.

"Aku akan bicara pada Ayahmu... bahwa kau telah di keluarkan dari sekolah." kata ibunya mengambil ponselnya.

"E-eh? Ibu! Aku tidak di keluarkan dari sekolah! Justru bulan besok aku sudah lulus!" kata Didik tidak terima di bilang bahwa ia di keluarkan dari Sekolah.

"Heh? Anak bodoh bukanya jika kau lulus, kau akan di keluarkan dari sekolah? Ck memang kau mau tetap di sekolah jika lulus?" kata Ibunya santai, sambil menempelkan Smartphone pada telinga-Nya.

"Ck, berdebat dengan perempuan.. huft ternyata menyebalkan juga.." gumam Didik lirih.

Terlihat ibunya kini sedang mengobrol dengan seseorang lewat ponselnya. Suara bass dari laki-laki sedikit terdengar dari telinga Didik ,bahkan wajah ibunya kini sedang cemberut, entah karena apa yang jelas mungkin bukan hal baik yang ibunya dengar. Sampai ibunya menutup panggilan itu.

"hahh.. Baiklah kita pulang sekarang Ayah akan menjemput kita nanti.." kata ibunya santai ,lalu berdiri dari tempat duduknya berjalan ke arah Didik dan mengusapkan tangan-Nya ke rambut Didik.

"kenapa tidak mengabari ibu atau ayah jika kau akan pulang, kan kami bisa menjemputmu di bandara.." lanjut ibunya.

"A-Ah.. Hanya ingin memberi kejutan saja ibu.." jawab Didik santai.

"Baiklah ayo kita pulang.. Hari sudah malam di Tokyo.." Kata ibunya berjalan ke arah pintu keluar ruangan, setelah tadi selesai membelai rambut-nya (Didik).

"Yah aku tau.." jawab Didik sekenanya, sambil bangkit dari tempat duduknya dan mengikuti ibunya.

Baru saja Ibu-nya akan membuka pintu ,tiba-tiba pintu itu sudah terbuka sendiri tepatnya sebuah dobrakan di ikuti sebuah sorakan oleh beberapa orang -tepatnya para pelayan di resto ibunya. Membuat 2 orang (Didik dan Ibunya) terkejut.

"hehehe.. Maaf sebelum-nya Shina-san.. Kami bersikap tidak sopan tadi, kami hanya ingin memberi pesta kecil kepulangan Didik-chan ke Resto ini.. Yaa.. Karna.."

"Ck, apa kau mau tau kabar kakakku? Hana.." kata Didik sambil memasang wajah poker-face.

"A-ah.."

"Tenang saja dia tidak selingkuh kok.. Cuma berpacaran sama beberapa wanita disana.. Mana mungkin ia mau menikah dengan mu yang merupakan pelayan resto kami.." kata Didik sambil menahan tawanya. Sementara wanita berambut hitam panjang yang di panggil Hana menampakan mimik wajah cemberut.

-Bletak- "sakit!"

Sebuah jitakan keras di dapatkan Didik dari Ibunya. Membuat Didik mengelus-elus kepalanya yang sakit.

"bicaramu sudah kelewatan pada calon kakak iparmu."

"hahahahaha...." gelak tawa terdengar di dalam Nusantara Resto.

"aku hanya bercanda Ibu..!! Dia akan berkunjung nanti di jepang untuk melakukan tournya nanti.."

"Be-benarkah?" kata Hana.

"yap! Bulan Januari nanti haha.."

"oy.. oy.. Sudah dulu perbincangannya sebagai koki disini aku sudah menyiapkan menu khusus untuk kedatangan baby cute kita ini" kata seseorang pria agak tua sekitar umur 50 tahunan ,dilihat dari penampilannya dia memang koki.

"Aku sudah remaja paman.." kata Didik memasang wajah cemberut sambil memanyunkan bibirnya.

"hahaha..."

Gelak tawa kembali terdengar di dalam resto itu. Sampai satu orang pria memasuki resto tersebut.

"Maaf mengganggu acara kalian tapi anak itu belum membayar taxi ku.." katanya dengan lembut dan tersenyum. Seketika semua orang yang ada disana pun menengok ke asal suara tersebut.

Drift Zone No Limit
Back to posts
This post has no comments - be the first one!

UNDER MAINTENANCE
- KATEGORI -
Http injector
Open vpn
© 2016 Samkarui Fansconvert GraNet